TUGAS ETIKA BISNIS DAN PROFESI 1

1.        Jelaskan mengapa pengelolaan organisasi harus berbasis etika!
Karena dalam suatu organisasi etika digunakan sebagai pedoman dalam membuat perencanaan dan keputusan bisnis, termasuk pedoman dalam kegiatan operasional organisasi. Selain itu, etika juga digunakan untuk:
a.       Menciptakan kepuasan konsumen yang semakin kritis terhadap kualitas pelayanan, keamanan produk, dan pelestarian lingkungan.
b.      Memenuhi tuntutan stakeholder tentang kepatuhan terhadap standar pelestarian lingkungan.
c.       Menjaga akseptabilitas dan keberlangsungan organisasi.

2.      Jelaskan dan beri contoh pertanggungjawaban yang tidak berbasis etika!
Suatu perusahaan perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika perusahaan mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatannya secara bertanggungjawab. Sebagai pengelola perusahaan, hendaknya menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain.
Contoh pertanggungjawaban yang tidak berbasis etika adalah terjadinya penyelewengan dana dalam suatu perusahaan atau yang biasa kita kenal dengan istilah korupsi. Hal itu dapat terjadi, karena tidak adanya rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga orang tersebut berorientasi mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan perusahaannya. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya kasus tersebut, perusahaan harus membekali karyawannya untuk bekerja dengan ulet, jujur dan mampu melakukan pertanggungjawaban yang berbasis etika.

3.      Jelaskan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang berbasis etika!
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Berikut prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang berbasis etika:
a.         Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan.
b.         Prinsip Kejujuran, meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis yang melakukan penipuan.
c.         Prinsip Tidak Berniat Jahat, prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan.
d.        Prinsip Keadilan, bahwa perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e.         Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

4.      Jelaskan mengapa keuntungan saja tidak cukup untuk mengukur keberhasilan perusahaan!
Sebenarnya keuntungan perusahaan, tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan atau ukuran kesehatan suatu perusahaan. Mengapa? Karena laba hanya menggambarkan kondisi di masa lampau. Misal, laporan keuangan PT A mengambarkan laba perusahaan tahun 2006 sebesar 1,5 milyar. Itu artinya performa perusahaan masa lampau (tahun 2006) yakni laba senilai 1,5 milyar.
Namun apakah ada jaminan bahwa laba perusahaan akan menjadi lebih baik atau minimal sama pada tahun-tahun berikutnya? Banyak kita saksikan perusahaan berhasil meraih laba besar pada tahun tertentu, kemudian pada tahun berikutnya perolehan laba menurun. Atau sebaliknya perusahaan yang awalnya merugi (menggunakan ukuran finansial artinya perusahaan tersebut tidak berhasil), ternyata berhasil menghasilkan laba lebih besar di tahun-tahun berikutnya.
Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat diukur melalui keuntungannya saja. Kita harus melakukan pengukuran pada beberapa faktor lainnya, seperti:
a.       Kepuasan Konsumen (consumer satisfaction)
Perusahaan harus berhasil menjaga kepuasan konsumen, agar terjadi retensi konsumen yang mana penjualan akan beranjak naik (penjualan yang berasal dari konsumen baru ditambah konsumen lama). Jika kondisi ini terus dipertahankan, perusahaan akan mampu hidup dalam jangka panjang.
b.      Kesejahteraan Sosial (societal well-being)
Perusahaan harus mampu menjaga kesejahteraan sosial mulai dari kesejahteraan para pemegang saham, karyawan, dan masyarakat umum. Kesejahteraan karyawan diukur melalui gaji/upah yang diberikan oleh perusahaan. Perusahaan harus memberikan gaji yang sesuai dengan kontribusi karyawannya serta minimal harus sesuai dengan UMR wilayah tersebut. Sedangkan kesejahteraan masyarakat, dapat dilihat dari izin perusahaan di lingkungan tersebut. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar (lapangan kerja) serta tidak menganggu masyarakat (pembuangan limbah lebih diperhatikan).
c.       Performa proses internal.
Jika kita tidak mengontrol proses internal, proses akan berjalan dengan tidak terkendali. Proses yang tidak terkendali akan berdampak pada output produk atau jasa yang tidak sesuai keinginan pelanggan.
d.      Performa pembelajaran. Jika kita tidak mendidik karyawan dengan baik, dampaknya karyawan menjadi kurang kompeten. Karyawan yang kurang kompeten dapat mengakibatkan proses produksi dan atau jasa berjalan dengan tidak baik sehingga output produk menjadi kurang bermutu. Output produk yang kurang bermutu bisa  mengakibatkan pelanggan tidak puas, dan akhirnya pelanggan pindah ke produk lain.

Jadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan harus dilihat dari banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kontribusi terhadap ekonomi secara keseluruhan, peluang kerja, serta kontribusi dan pelayanan sosial juga menjadi penentu keberterimaan dan keberhasilan suatu perusahaan.

5.      Jelaskan apa yang akan terjadi jika pengelolaan organisasi/perusahaan tidak mengindahkan prinsip-prinsip GCG!
Pengelolalan organisasi yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip GCG bisa menimbulkan kerusakan ekonomi, sosial, politik, serta kerusakan alam (nature resource) secara dramatis.

6.      Mengapa governance system sangat penting untuk mendukung implementasi GCG!
Governance system sangat penting untuk mendukung implementasi GCG karena governance system dirancang untuk memastikan efektifitas dan efisiensi implementasi Good Corporate Governance (GCG) dalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga perusahaan tersebut tidak menimbulkan kerusakan ekonomi, sosial, politik, atau bahkan kerusakan alam (nature resources) secara dramatis.

7.      Berikan contoh governance system!
Di Indonesia Pegawai Negeri Sipil (PNS) begitu banyak sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa banyak PNS yang menyalahi aturan seperti para PNS yang masih malas-malasan dalam menjalani tugas. Kita pasti pernah mendengar berita tentang PNS yang masih malas-malasan dalam menjalani tugasnya sehari-hari. Contohnya mereka berangkat kerja siang hari dan pulang kerja sebelum jam pulang kerja, pernah juga ditemui para PNS yang berkeliaran di tempat-tempat umum pada jam kerja. Bahkan ketika apel upacara ada PNS yang tidak menghadiri apel upacara dan datang tidak tepat pada waktunya.
Sebuah instansi atau perusahaan harus lebih meningkatkan disiplin kerja bagi para pegawainya agar perusahaan tersebut dapat berkembang maju kedepan lebih baik apabila menggunakan prinsip Good Corporate Governance dan lebih meningkatkan etika-etika yang baik agar tidak melalaikan suatu pekerjaan bahkan melanggar peraturan yang tidak sesuai dengan GCG.
Instansi atau perusahaan yang melanggar seperti kasus diatas harus ditangani agar tidak melanggar etika dan tidak merugikan pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Seharusnya perusahaan atau instansi tersebut memberikan contoh etika yang baik kepada kalangan masyarakat.

8.      Sejarah Terbentuknya COSO
COSO Didirikan tahun 1985 untuk mensponsori atau membiayai The National Commission on Fraudulent Financial Reporting (The Treadway Commission). Treadway Comission ini dibentuk untuk menginspeksi, menganalisa, dan membuat rekomendasi tentang apa yang terjadi pada saat itu, yaitu terjadinya kecurangan-kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan (fraudulent financial reporting). Kemudian The Treadway Commission merekomendasikan agar organisasi-organisasi sponsor tersebut (AICPA, AAA, FEI, IMA dan IIA) bekerjasama untuk mengembangkan pedoman yg terintegrasi atas pengendalian internal. Dan akhirnya 5 organisasi ini membentuk sebuah komite yang saat ini dikenal dengan sebutan The Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission (COSO).
Tujuan utama dibentuknya COSO adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.

9.      Apa yang harus dilakukan agar SPI (Sistem Pengendalian Internal) dapat dibuktikan dan diuji implementasinya!
Sistem Pengendalian Internal (SPI) harus terdokumentasi dan terukur, agar dapat dibuktikan dan diuji (diaudit) implementasi dan operasinya, sebab SPI bukan hanya sekedar kata-kata tanpa adanya bukti dokumenter. Bukti dokumenter yang dimaksud disini meliputi:
a.       Naratif adalah uraian tertulis tentang pengendalian internal klien. Naratif yang baik harus terdiri dari asal-usul dokumen dan catatan dalam sistem, semua proses yang berlangsung, disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem, serta petunjuk tentang pengendalian yang relevan dengan penilaian resiko pengendalian.
b.      Bagan arus pengendalian internal adalah diagram yang menunjukkan dokumen klien dan aliran urutannya dalam organisasi.

10.  Sebutkan dan jelaskan secara singkat elemen-elemen SPI menurut COSO!
a.       Lingkungan pengendalian (Control environment)
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai integritas dan kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
b.      Pengukuran resiko (Risk assessment)
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menciptakan resiko bisnis dan harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
c.       Aktivitas pengendalian (Control activities)
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
d.      Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
Sistem pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh karyawan perusahaan dari atas hingga bawah.
e.       Pemantauan (Monitoring), sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan yang signifikan, harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan komisaris.


Sumber:

Komentar