PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS ETIKA
1. Alasan pentingnya keputusan berbasis etika!
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada
dilema etika dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan
menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai
integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan
yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri,
melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya. Oleh karena
itu, pemimpin dalam mengambil keputusan alangkah baiknya harus mengacu pada
nilai-nilai etika dan moral, untuk mencegah terjadinya kehancuran dalam
organisasi tersebut.2. Prinsip-prinsip keputusan berbasis etika!
Keputusan atau tindakan bisa dikatakan etis atau benar pada saat keputusan atau tindakan tersebut sejalan dengan standar tertentu, yang mencakup:
- Konsekuensi dari keputusan terhadap kesejahteraan dalam konteks biaya dan manfaat. Keputusan berbasis etika yang diambil harus dapat memberikan kesejahteraan untuk setiap anggotanya serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
- Keseimbangan hak dan kewajiban. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan keseimbangan atas hak dan kewajiban. Bukan hanya menuntut haknya saja namun juga harus melaksanakan kewajibannya.
- Keadilan. Pengambilan keputusan yang baik hendaknya harus menghasilkan keputusan yang mampu memberikan keadilan bagi semua pihak, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri atau beberapa pihak saja.
- Keberterimaan umum dari sisi moralitas. Keputusan berbasis etika hendaknya dapat diterima oleh semua pihak dan dapat diimplementasikan dengan baik.
3. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan berdasarkan Ethical Decision Making Framework (EDMF)!
Pertimbangan etika keputusan berdasarkan EDMF meliputi:
- Kesejahteraan dan kesehatan (well-offness and well-being) à sejalan dengan teori: consequentialism, utilitarianism, dan teleology.
- Menghormati hak stakeholders sejalan dengan teori Deontology (rights and duties)
- Adil terhadap stakeholders.
- Harapan terhadap perilaku baik tertentu atau moralitas tertentu.
1) Pendekatan Consequentialism, Utilitarianism atau Teleology
- Keputusan dibuat berdasarkan konsekuensi terbaik yang paling optimal.
- Etika keputusan dan tindakan tergantung pada konsekuensi keputusan/tindakan dari sisi kesejahteraan, kebaikan, dan moralitas.
- Tindakan yang etis adalah tindakan yang memberi kebaikan bagi banyak orang
Dalam pendekatan Deontologi, etika diukur dari sisi penghargaan terhadap tugas serta hak dan keadilan dari tugas yang dilakukan. Standar moral, prinsip dan aturan tetap digunakan sebagai penuntun dalam membuat keputusan yang dipandang etis.3) Pendekatan Virtue Ethics/ Etika Kebajikan
Etika kebajikan menekankan pada aspek motivasi dan pertimbangan moral dalam membuat pilihan keputusan dan tindakan. Terdapat tiga prinsip kebajikan yaitu: Keberanian, kesederhanaan, dan Keadilan.5. Dampak yang Tidak Dapat Dikuantifikasi (Nonquantifiable Impacts) Terhadap Stakeholders
1) Keadilan perlakuan terhadap stakeholders
2) Hak dari stakeholder:
- Hak hidup
- Hak atas kesehatan dan keselamatan
- Hak atas keadilan perlakuan
- Hak atas konsistensi keadilan perlakuan
- Hak atas perlindungan harga diri dan privasi
- Hak untuk mengutarakan pendapat.
6. Keputusan Komprehensif
- Keputusan komprehensif yang beretika harus memperhatikan kebutuhan fundamental stakeholder.
- Langkah-langkah pembuatan kebutusan yang memperhatikan etika:
- Mengidentifikasi stakeholders serta dampak keputusan terhadap stakeholders.
- Membuat urutan skala prioritas
- Menentukan keputusan dan tindakan yang memberikan dampak positif paling optimal.
7. Formula Keputusan Berbasis Etika
- Golden rule: perlakukan mereka seperti anda menginginkan mereka memperkakukan anda
- Disclosure rule: jika Anda merasa nyaman dengan keputusan yang akan diambil, termasuk nyaman diketahui siapapun, buat dan lakukan keputusan tersebut.
- The intuition ethic: buat keputusan sesuai dengan bisikan hati nurani Anda.
- The categorical imperative: tidak membuat keputusan yang tidak akan mungkin bisa dijalankan oleh pihak yang tekena keputusan.
- The professional ethic: hanya membuat keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan komite atau rekan seprofesi.
- The utilitarian principle: membuat keputusan yang memberi manfaat bagi sebagian besar orang (do the greatest good for the greatest number).
- The virtue principle: membuat keputusan untuk mewujudkan kebaikan yang diharapkan.
Komentar
Posting Komentar